Rabu, 26 Juni 2019

puisi untuk dosen dan mahasiswa


Daya yang tak Berdaya
Oleh : Dekos
Karawang, 26 Juni 2019




Berbaris bukanlah tentara
Berjajar bukan sebagai pagar
Kalian selalu berpindah
Depan, belakang hingga pojokan

Merenggang bukanlah impian
Merapat bukan lagi khayalan
Situsi kondisi menjadi ketentuan

Banyak hal yang kami curahkan
Dari apa yang kami dapatkan
Telinga menjadi  sudah terbiasa
Mendengar burung bernyanyi tanpa henti
Radio berbunyi tanpa diinginkan
Hingga bagai dongeng sang ibu
Yang membawa mata perlahan terpejam

Kalian selalu setia
Walau sering kalian di kecewakan
 Bagi kami tak ada alasan
Namun bagi mereka seribu alasan tak apa

Waktu seperti sudah lelah
Harapan menjadi impian
Yang di tnggu tak kunjung datang
Namun kami terus lakukan

Desain kaos satuan

Kembali lagi dengan karya baru dekos, dengan mengluarkan koleksi kaos dekos terbaru, dengan metode print satuan. print kaos satuan dapat kita temui di daerah lamaran sekitar tugu tani serta daerah tanggul johar menuju klari, serta masih banyak yang laiinya.





Dekos  Coklat lapis Hijau 







Dekos TB Merah Putih 




Dekos Aksara Sunda

Silsilah keluarga









EMAH
binti SAKUM bin KASWIAD

lahir
Karawang, Minggu 25 Maret 1962

Wafat











Perempuan yang begitu sangat baik menurut saya, bakti terhadap suami serta sayang kepada putra dan putrinya, kasih sayang yang tak pernah berkurang, dengan penuh kesabaran dalam memperlakukan semua putra dan putrinya, mengajarkan saya dalam kehidupan nyata, karena berkat perantara beliau, saya mengerti akan kehidupan nyata akan pentingnya arti persaudaraan, akan pentingnya dalam berbagi, karena beliau selalu menjaga silaturahmi terhadap saudara maupun tetangga rumah, hingga beliau selalu berbagi terhadap sesama, hingga beliau memiliki nama baik diantara sesama.
Walau beliau tidak merasakan pendidikan tinggi, namun sifat serta sikap beliau tidak memperlihatkan rendahnya pendidikan, dan beliau sangat berbakat dalam segi memasak, bakat diiringi dengan hobi nya beliau, sehingga membawa beliau terjun kedalam dunia perdagangan dalam bidang makanan.





KARJIM M
bin ARWAN bin ANTESIN

lahir
Karawang, Jum'at 17 Juni 1960



Pendidikan

- SD RENGAS DENGKLOK
1976 SLTP RENGAS DENGKLOK
SLTA RENGAS DENGKLOK


Pengalaman Kerja

1984-1986 Jurutulis Desa Tegalurung
1988-1992 Sekdes Desa Tegalurung



Jiwa semangat didalam diri beliau, membawa beliau banyak pengalaman dalam segala bidang, seperti bertani, karena sejak saya kecil hingga saya lulus SMP beliau selalu bergelut dibidang pertanian, terutama pesawahan, dimana berkat perantara beliau saya mendapat pengetahuan banyak dalam segi pertanian, karena beliau selalu mengajak saya untuk cara menyiapkan lahan agar dapat ditanam, menanam padi, mengurus nya hingga memanen nya.
  

Memiliki Putra dan Putri 



NINA MARLINA
BINTI 
KARJIM M BIN ARWAN
KARAWANG,





KOSIM SUPRIATNA
BIN
KARJIM M BIN ARWAN
KARAWANG,







HUMAEDI NOER
BINT
KARJIM M BIN ARWAN
KARAWANG, KAMIS 25 FEBRUARI 1988








WULAN AYU WAHYUNI 
BINTI 
KARJIM M BIN ARWAN
KARAWANG,



DEDE KOSWARA 
BIN

KARJIM M BIN ARWAN
KARAWANG, JUM'AT 23 OKTOBER 1997








TATAN NOERCAHYA 
BIN
KARJIM M BIN ARWAN
KARAWANG, RABU 21 JULI 1999







VIRGIE AWAN ANANTA
BIN
KARJIM M BIN ARWAN
KARAWANG, AHAD 4 APRIL 2004





Selasa, 08 Januari 2019

Belajar dari Pengalaman



Assalamualaikum Wr.Wb

Selamat datang pada blog pribadi dekos, yang mana kali ini dekos akan membagikan pelajaran kehidupan dari pengalaman orang lain, karena menurut saya pengalaman beliau begitu memiliki makna yang perlu kalian semua juga ketahui, untuk para adik-adik agar dapat belajar dan bapak serta ibu agar dapat lebih pengetahuan untuk mendidik anaknya. Apakah kalian penasaran?
Jika “Ya”, maka baca ceritanya hingga selesai, agar rasa penasaran kalian terjawab,
Jika “Tidak”, saya harap kalian juga baca hingga kalian merasa penasaran, lalu jika sudah penasaran kalian lanjutkan hingga selesai, agar penasaran nya terjawab.
Oke inilah ceritanya
Ketika itu, sewaktu saya pulang dari kampus dengan sengaja tidak melewati jalan yang biasa saya lewati untuk pergi dan pulang kuliah, dikarenakan memang saya ingin menikmati waktu dengan melewati jalan yang lain, lalu setengah perjalanan perut saya pun berbunyi yang mana pertanda bahwa saya sudah merasa lapar, hingga saya ingat dan ingin mampir kesuatu tempat. Dimana tempat itu merupakan tempat saya dan teman-teman sewaktu SMA dahulu sering makan dan kumpul.
            Setelah sampai pada tempat tersebut, belum turun dari sepeda motor saya pun kaget karena warung nya dalam keadaan tutup dan tempatnya pun terlihat berantakan, lalu saya turun dan mengucapkan salam “Assalamualaikum” dan tak lama pun ada yang menjawab dengan suara begitu khas “Walaikumsalam” jawab dari mimi pemilik warung nasi tersebut, mimi merupakan nama panggilan yang saya dan teman-teman berikan, karena hingga saat ini nama aslinya pun saya belum tahu, tapi tak apalah, bukan berarti saya tak sayang.
            Setelah beberapa saat berbincang dengan mimi akhirnya saya dibuatkan secara langsung satu porsi makan siang dengan menu telor dadar, sambal, lalap, dan teri, menu yang lumayan cukup untuk isi perut saya, oia perbincangan saya dengan mimi tak akan saya ceritakan disini, karena bukan topik ini yang akan saya bahas, yang akan saya bahas adalah yang dibawah ini.
            Setelah saya selesai makan, datanglah dari dalam rumah laki-laki dengan badan tegap, rambut yang mulai memutih serta kulit yang sudah tak kencang lagi, kalau menurut saya sekitar usia 65 Tahun, duduklah beliau di sebuah kursi berhadapan dengan saya yang terhalang oleh sebuah meja. Lalu mulai lah lontaran pertanyaan kepada saya, “Habis darimana dek?” lalu saya jawab “kuliah pak” dan akhirnya hingga disusul pertanyaan-pertanyaan yang lain, tapi lewat saja deh, saya akan lanjutkan dengan sebuah cerita dari bapak tersebut, karena cerita dari beliau lah yang merupakan topik nya.

Inilah cerita dari beliau


Belajar dari pengalaman

Pendidikan saat ini sudah begitu bagus, sudah banyak perkembangan dimana anak-anak muda sekarang sudah bisa menciptakan karya-karya yang mana jarang sekali itu terjadi pada masa-masa lampau, walaupun memang dalam tahap modifikasi tapi hal itu sudah bagus, karena menurut bapak dari segi pendidikan hari ini sudah begitu jauh daripada masa-masa yang pernah bapak alami dari tahun-tahun yang sebelumnya, dengan itu jika ada orang yang berkata pendidikan lebih bagus pada jaman dahulu, ataupun jamannya presiden ini, jamannya presiden itu, maka perkataan tersebut merupakan bohong besar, karena bapak sudah mengalami dari periode ke periode dan hari ini memang sudah begitu bagus.
            Di era digital ini, anak-anak muda sudah dapat mengembangkan dirinya dengan baik, sudah dapat menggunakan media digital untuk menjalankan usaha, ya kita lihat hari ini, begitu banyak wadah-wadah untuk menjalankan usaha dengan metode online, dari pakaian, makanan, hingga jasa, dan banyak yang lainnya, itu merupakan contoh bahwa anak-anak muda sekarang memang banyak peningkatan dari segi pemikiran, hingga ide kreatif, bahkan seusia cucu bapak pun sudah dapat menjalankan media sosial, beda dengan bapak yang untuk belajar pun sudah sulit. Nah itu semua kan dari hasil pendidikan sekarang ini, yang bisa membawa anak-anak semakin pintar.
            Tetapi bapak juga tidak memungkiri bahwa ada beberapa anak muda yang salah dalam menggunakan media digital ini, hingga bapak sendiri memang sangat menyayangkan pada anak-anak muda seperti itu, yang mana menggunakan media sosial untuk melakukan kegiatan negatif, dari penipuan, menyebarkan isu-isu palsu, bahkan kegiatan-kegiatan untuk mengumbar kejelekan orang lain dan dirinya sendiri.
            Menurut bapak kejadian-kejadian tersebut merupakan efek dari penurunan moral, karena jika dilihat dari segi moral anak-anak sekarang memang ada penurunan daripada anak-anak pada masa lalu, entah darimana penyebabnya hinggga moral anak-anak sekarang seperti ini, berani melawan orang tua, melawan guru, bahkan dari segi bergaul pun sudah begitu bebas. Gini nih, bapak memang dari desa, dan bapak memiliki anak perempuan yang usianya memang jika didesa sudah cukup untuk menikah, namun jika usia intelek menurut bapak belum saatnya untuk menikah, dan ternyata disini sering sekali ada teman-teman laki-laki nya yang mencoba mengajak jalan-jalan pada malam hari, yang katanya hanya beli inilah, hanya nonton sajalah, dan bapak pun tidak pernah mengijinkannya, karena memang melihat jaman sekarang sudah tidak lagi paham pikiran anak-anak itu, mereka dengan mudah nya keluar malam, dengan mudah nya jalan-jalan hingga menginap, yang akhirnya ketika terjadi sesuatu siapa juga yang mendapatkan akibatnya.
           

Bapak pun sering mengingatkan pada anak perempuan bapak, “Nak, carilah laki-laki yang bisa bertanggung jawab, mau dia dari desa, mau dia anak yang tidak punya, itu tidak apa-apa, tidak usah laki-laki dari keturunan anak orang kaya dan ................ ” maaf ya kata-kata selanjutnya dekos lupa, karena waktu itu tidak sempat ditulis, heheheh tapi intinya seperti itu, yuk lanjut lagi ceritanya.
            Kenapa bapak pesan seperti itu, karena lihatlah ade sendiri mungkin sering lihat banyak anak-anak yang gayanya seperti orang-orang kaya, bahkan melebihi orang kaya, keluar dari mobil, main kesana kesini, belanja di mall, makan di restaurant, padahal orang tuanya di desa bekerja keras untuk bisa membiayai mereka sekolah, tapi mereka malah tidak pernah merasakan bagaimana usaha orang tuanya untuk mereka.
            Bapak juga ingin berpesan kepada ade, sekolah yang benar, sekolah bukan untuk ajang perlombaan yang mana saling berebut juara, sekolah adalah untuk membuat ade menjadi lebih cerdar, lebih mingkatkan wawasan agar ade dapat bertahan hidup dimasa berikutnya, sok ade gunakan waktu dengan sebaik mungkin, jangan sia-siakan masa muda ade, bermimpi dan kejarlah mimpi serta cita-cita ade dari sekarang, karena jika sudah seperti bapak yang lebih dari 60 tahun tidak mungkin lagi untuk mengejar cita-cita, badan sudah tidak lagi bugar, pikiran sudah sering lupa, kalau usia-usia ade ini kan masih memiliki modal banyak, modal tenaga, modal pikiran, serta yang lainnya.

Selesai....

Nah sampai itulah cerita dari beliau, yang mana saya bagikan kepada kalian semua, agar siapapun yang membaca, dan dimana pun dapat menjadikan pelajaran kehidupan, karena menurut saya kata-kata serta pesan dari beliau begitu baik jika kita jadikan pelajaran.
Jika menurutsaya pesan yang terdapat didalam cerita tersebut adalah
1.      Pendidikan sekarang sudah meningkat
2.      Moral pada saat ini semakin menurun
3.      Perlunya pantauan dari orang tua kepada setia anak
4.      Kesadaran dalam menggunakan media
Jika memang masih terdapat pesan lain silahkan isi dikolom komentar, agar kita semakin mendapatkan pelajaran.
Mohon maaf jika terdapat kata-kata yang salah, dan cerita yang sedikit berantakan, karena memang saya tulis ini setelah beberapa hari dari waktu itu, yang mengakibatkan terdapat beberapa kata-kata yang sudah lupa.

Oke terima kasih kepada kalian yang sudah membaca ceritanya, dan bagaimana kepada yang tadi penasaran, apakah sudah tidak penasaran lagi hehehe

Sekian, dan tunggu pada cerita yang berikutnya
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Masjid

 

Catatan Hidup Dekos

setiap hal memiliki arti dan makna, sebagaimana dapat kita temukan dengan benar-benar melihat dan mempelajari apapun yang terdapat ruang lingkup pandangan mata pendengaran telinga serta perasaan didalam hati.