Selasa, 03 November 2020

Kangen Ibu | Puisi


kangen Ibu

Karawang, November 2020


Dikala belum ada makanan yang mampu jutekan

Air susu Ibu yang membasahi bibir kecil itu

Dikala aku belum dapat berjalan

Gendongan ibu yang membawaku berkeliling pekarangan

Dikala aku menangis 

Jatuh, Sakit serta kecewa

Pelukan ibu yang menghangatkan raga ini


Kenangan yang terukir indah 

Tanpa tertulis selembar kertas

Yang tak pernah bisa kulupakan

Kumiliki sejuta harapan

Hanya satu yang ingin segera kugapai

Bersamamu, bercerita, canda dan tawa

Menikmati sesuap nasi dari masakan Ibu. 


Catatan Hidup Dekos

#puisiuntukibu #kangenibu


Minggu, 23 Agustus 2020

Widji Tukul

 


Secara umum kebenaran ada tiga macam kebenaran yaitu:

• Kebenaran Pribadi
   Yaitu kebenaran menurut sudut pandang orang tertentu, yang cenderung bersifat subyektif. Dimana akan menilai benar atau tidaknya sesuatu hanya berdasarkan atas anggapan, persepsi, kesimpulan atau keyakinan sendiri, bahkan tak jarang penilaiannya disertai oleh prasangka dan muatan suudzon. Penilaian pun dipengaruhi oleh kondisi psikologis saat itu, seperti rasa senang atau tidak senang, kedekatan emosional dan pengalaman masa lalu.

• Kebenaran Kolektif
   yaitu kebenaran menurut sudut pandang bersama.kolektif disini bisa berupa kelompok, lembaga, bangsa atau lainnya. Sebuah kebenaran diakui dan diyakini bersama.

• Kebenaran Sejati
   yaitu kebenaran yang sebenar benarnya kebenaran, karena kebenaran itu sendiri berasal dari Allah SWT, tidak ada yang dapat membantah kebenaran dari-Nya. Kebenaran sejati berlaku bagi semua orang, dimana pun dalam kondisi dan situasi apapun.

23 Agustus 1963 Widji Tukul Lahir membela kebenaran di bangsa ini, semua ia lakukan demi seluruh masyarakat, Namun sejak 23 Juli 1998 hingga kini 23 Agustus 2020, 22 Tahun sudah Widji Tukul entah dimana, namun kami para pemuda Takan pernah lupa serta akan terus menjalankan sebuah kebenaran.

Jumat, 31 Juli 2020

Idul Adha 2020


10 Dhu'l-Hijjah 1441 H yang bertepatan pada tanggal 31 Juli 2020, merupakan hari raya idul adha, dimana pelaksanaan sholat id serta proses pemotongan qurban di masing-masing lokasi nya, namun pada kali ini saya merasakan proses nya di Di Lebak Sukolilo Pati Jawa Tengah, dimana hari yang sama serta perayaan yang sama namun memiliki cerita yang berbeda, tempat serta orang-orang yang berkaitan memiliki efek tentunya, namun aku tak berpikir negatif akan hal tersebut karena memang kita semua berbeda bahkan kita di bangsa ini berbeda namun tetap satu tujuan kita, sama seperti semboyan yang ada pada pita yang di cengkam oleh kaki burung Garuda yang menjadi lambang negara kita ini. Cerita yang akan aku bagikan kali ini adalah tempat disini juga merayakan dari sejak malam hari dengan dilakukan nya malam takbir, dimana orang-orang gemar serta ramai mengumandangkan takbir, tetapi memang masih ada sebagian orang yang masih nongkrong-nongkrong di warung kopi serta dengan kebiasaan nya seperti malam-malam yang lain, namun aku tak berpikir buruk, mungkin saja mereka pun tetap mengumandangkan takbir. Tak begitu banyak suasana yang aku ketahui dimalam hari di kota pati dan sekitarnya, karena aku tak melakukan perjalanan banyak, karena berkaitan dengan adanya wabah ini perjalan dirasa tidak begitu bebas, namun akan aku sampaikan bagaimana suasana di pagi hari, bersamaan dengan cuaca yang sejuk, angin menghembus yang membuat badan ini terasa malas untuk bangun, karena terlena oleh hangatnya selimut serta guling yang kupeluk, tetapi itu mungkin hanya dirasakan oleh ku yang belum terbiasa dengan cuaca disini, kita langsung, ramainya masyarakat menghampiri Madjid terdekat berniat dan melaksanakan sholat idul adha yang mana tetap memakai masker dan melakukan sosial distance karena mengikuti aturan pemerintah yang ada, mungkin disini juga Masyarakat sudah percaya pada pemerintah bahwa pemerintah siap menanggung akibat dari aturan yang mereka buat, oke kita lanjutkan kembali, setelah pelaksanaan sholat masyarakat sini langsung menyantap makanan yang menjadi sarapan nya, namun tak lama mereka atau beberapa orang yang ada di lingkungan yang aku singgahi ini bergegas menghadiri acara di mushola terdekat, dimana memang acara tersebut dilakukan setiap tahun nya ba'da sholat idul adha, isi acara adalah mengirimkan do'a kepada keluarga-keluarga nya yang sudah meninggal dunia, di akhir acara dibagikan bungkusan makanan sekaligus penentuan panitia untuk pelaksanaan pada tahun depan. Menurut ku kegiatan yang positif bagi masyarakat karena dengan hal tersebut silaturahmi tetap terjaga. Aku lanjutkan dengan kegiatan lainnya yang mungkin sama di tempat-tempat yang lain juga, yaitu membakar sate, namun karena lokasi dan selera yang memang berbeda proses pembakaran serta bumbu nya juga berbeda, disini tak begitu repot hanya saja cukup kecap yang di campur air untuk menjadi bumbu untuk proses pembakaran, dan sambal nya dengan ulekan cabai lalu di campur dengan irisan bawang dan tomat, lalu di campur lagi dengan kecap, setelah matang disantap nya lah dengan diiringi canda gurau, terdapat sedikit perbedaan disini menurut ku, yaitu mereka menikmati kegiatan nya dengan tidak terganggu oleh kamera pada ponselnya, sehingga tak menimbulkan keramaian di media sosial nya mereka. Bagiku ini pun sebuah hal yang baik dan semoga tetap dijaga oleh generasi berikut nya. Itu saja cerita yang saya bagikan, mungkin akan saya lanjutkan di tempat-tempat lainnya.

Terimakasih
31 Juli 2020 Sukolilo Pati Jawa Tengah 

Masjid

 

Catatan Hidup Dekos

setiap hal memiliki arti dan makna, sebagaimana dapat kita temukan dengan benar-benar melihat dan mempelajari apapun yang terdapat ruang lingkup pandangan mata pendengaran telinga serta perasaan didalam hati.